Pengukuran adalah
bagian dari keterampilan proses sains yang merupakan pengumpulan informasi baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif. Dengan melakukan pengukuran, dapat
diperoleh besarnya atau nilai suatu besaran atau bukti kualitatif.
Contoh :
Bila seseorang mengukur panjang sebuah balok dengan menggunakan meteran, maka yang diperoleh
adalah besarnya panjang balok itu. Bila dua buah balok didekatkan maka hasil
yang diperoleh mungkin balok yang satu lebih panjang dari balok yang lain, atau
mungkin balok yang satu sama panjangnya dengan balok yang lain. Kegiatan pertama
menghasilkan informasi kuantitatif, sedangkan kegiatan kedua menghasilkan
informasi kualitatif. Demikian pula halnya bila seseorang menimbang dengan
menggunakan neraca dapat pula memperoleh informasi kuantitatif maupun informasi kualitatif.
Dalam pembelajaran sains Fisika, tidak hanya menyampaikan kumpulan fakta-fakta saja tetapi
seharusnya mengajarkan sains sebagai proses (menggunakan pendekatan proses).
Oleh karena itu, melakukan percobaan atau eksperimen dalam Sains Fisika sangat penting.
Melakukan percobaan dalam laboratorium, berarti sengaja membangkitkan
gejala-gejala alam kemudian melakukan pengukuran. Sebelum melakukan percobaan,
maka setiap orang hendaknya memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan
pengukuran. Tanpa memahami pengukuran, besar kemungkinan dalam melakukan
percobaan akan banyak terjadi kesalahan.
B. Pengukuran
Langsung dan Tidak Langsung
Di tinjau dari cara pengukurannya,
besaran-besaran fisika ada yang diukur secara langsung dan ada (lebih banyak)
yang diukur secara tidak langsung.
·
Pengukuran langsung adalah pengukuran sesuatu besaran
yang tidak bergantung pada pengukuran besaran-besaran lain.
Contoh :
-
Mengukur panjang tongkat dengan mistar,
-
Mengukur waktu dengan stopwatch/stopclock.
Jadi pengukuran suatu besaran secara langsung adalah membandingkan besaran
tersebut secara langsung dengan suatu besaran acuan.
·
Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran besaran
fisika dengan cara tidak langsung membandingkannya dengan besaran acuan, akan
tetapi dengan besaran-besaran lain.
Contoh :
-
Mengukur suhu dengan cara mengukur perubahan volume air
raksa,
-
Mengukur berat benda dengan cara mengukur pertambahan
panjang pegas.
C. Ketepatan dan
Ketelitian Pengukuran
1.
Ketepatan
(Keakuratan)
Jika suatu besaran diukur beberapa kali (pengukuran berganda) dan
menghasilkan harga-harga yang menyebar di sekitar harga yang sebenarnya maka
pengukuran dikatakan ”akurat”. Pada pengukuran ini, harga rata-ratanya mendekati harga yang sebenarnya.
2.
Ketelitian
(Kepresisian)
Jika hasil-hasil
pengukuran terpusat di suatu daerah tertentu maka pengukuran disebut presisi
(harga tiap pengukuran tidak jauh berbeda).
Keterangan :
Gbr (a) : Pengukuran
presisi, mengumpul pada daerah tertentu, presisi
tapi
tidak akurat,
Gbr (b) : Pengukuran
akurat, menyebar sekitar harga sebenarnya tapi
berada
di luar daerah sebenarnya, akurat tapi tidak presisi,
Gbr (c) : Pengukuran akurat dan presisi sebab menyebar di sekitar
harga
sebenarnya dan tiap pengukuran mengumpul pada
daerah harga
sebenarnya.
Pengukuran