Sabtu, 28 Desember 2013

Pengukuran





A.    Arti Pengukuran

   Pengukuran adalah bagian dari keterampilan proses sains yang merupakan       pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dengan melakukan pengukuran, dapat diperoleh besarnya atau nilai suatu besaran atau bukti kualitatif.

            Contoh :
Bila seseorang mengukur panjang sebuah balok dengan menggunakan meteran, maka yang diperoleh adalah besarnya panjang balok itu. Bila dua buah balok didekatkan maka hasil yang diperoleh mungkin balok yang satu lebih panjang dari balok yang lain, atau mungkin balok yang satu sama panjangnya dengan balok yang lain. Kegiatan pertama menghasilkan informasi kuantitatif, sedangkan kegiatan kedua menghasilkan informasi kualitatif. Demikian pula halnya bila seseorang menimbang dengan menggunakan neraca dapat pula memperoleh informasi kuantitatif  maupun informasi kualitatif.

        Dalam pembelajaran sains Fisika, tidak hanya menyampaikan kumpulan fakta-fakta saja tetapi seharusnya mengajarkan sains sebagai proses (menggunakan pendekatan proses). Oleh karena itu, melakukan percobaan atau eksperimen dalam Sains Fisika sangat penting. Melakukan percobaan dalam laboratorium, berarti sengaja membangkitkan gejala-gejala alam kemudian melakukan pengukuran. Sebelum melakukan percobaan, maka setiap orang hendaknya memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan pengukuran. Tanpa memahami pengukuran, besar kemungkinan dalam melakukan percobaan akan banyak terjadi kesalahan.
           
B.    Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung

            Di tinjau dari cara pengukurannya, besaran-besaran fisika ada yang diukur secara langsung dan ada (lebih banyak) yang diukur secara tidak langsung.

·         Pengukuran langsung adalah pengukuran sesuatu besaran yang tidak bergantung pada pengukuran besaran-besaran lain.

Contoh :
-          Mengukur panjang tongkat dengan mistar,
-          Mengukur waktu dengan stopwatch/stopclock.
Jadi pengukuran suatu besaran secara langsung adalah membandingkan besaran tersebut secara langsung dengan suatu besaran acuan.

·         Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran besaran fisika dengan cara tidak langsung membandingkannya dengan besaran acuan, akan tetapi dengan besaran-besaran lain.
Contoh :
-          Mengukur suhu dengan cara mengukur perubahan volume air raksa,
-          Mengukur berat benda dengan cara mengukur pertambahan panjang pegas.

C.   Ketepatan dan Ketelitian Pengukuran

1.     Ketepatan (Keakuratan)

Jika suatu besaran diukur beberapa kali (pengukuran berganda) dan menghasilkan harga-harga yang menyebar di sekitar harga yang sebenarnya maka pengukuran dikatakan ”akurat”. Pada pengukuran ini, harga rata-ratanya mendekati harga yang sebenarnya.

2.     Ketelitian (Kepresisian)

Jika hasil-hasil pengukuran terpusat di suatu daerah tertentu maka pengukuran disebut presisi (harga tiap pengukuran tidak jauh berbeda).
Keterangan :
Gbr (a)            :    Pengukuran presisi, mengumpul pada daerah tertentu, presisi 
                              tapi tidak akurat,
Gbr (b)            :    Pengukuran akurat, menyebar sekitar harga sebenarnya tapi
                              berada di luar daerah sebenarnya, akurat tapi tidak presisi,
Gbr (c)            :    Pengukuran akurat dan presisi sebab menyebar di sekitar
                              harga sebenarnya dan tiap pengukuran mengumpul pada 
                                          daerah harga sebenarnya.

Senin, 23 Desember 2013


Dalam kegiatan praktikum di bengkel/ workshop atau proses produksi di industri, peralatan merupakan salah satu komponen kunci keberhasilan produktivatitas kerja, keselamatan kerja dan produk yang memenuhi standar. Peralatan dimaksud berkaitan dengan dua hal yakni peralatan yang langsung dengan produk dan peralatan yang diperlukan untuk melindungi pekerja dari kecelakaan yang tidak diharapkan. Jadi sifatnya peralatan tersebut sebagai penunjang.

Di dalam bab ini akan dibahas beberapa alat keamanan yang diperlukan pada waktu bekerja, terutama alat-alat pelindung badan, pelindung pada mesin, pengamanan arus listrik, alat pengamanan ruang dan gejala-gejala kebakaran serta mengangkat benda berat. Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus terlindung di waktu sedang melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung bagian badan itu adalah sebagai berikut:

      1.      Alat Pelindung Mata

Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan juga dari debu. Kelengkapan lensa untuk pengelasan dengan gas dan untuk melakukan pemotongan jangan dibiasakan dipakai untuk pengelasan lengkung atau busur, karena lensa untuk mengelas lengkung telah disediakan tersendiri.


Kaca mata debu ialah sebuah alat pelindung mata supaya mata tidak kemasukan debu atau bram (tatal) terutama pada waktu pengerjaan menggerinda, memahat dan lain-lain. Bagian dari kaca mata debu ialah:
a.       Ventilasi pada sisi kaca pelindung
b.      Lensa yang dapat ditukar dengan mudah
c.       Bingkai yang kenyal dan tahan panas yang menyenangkan dalam pemakaian
d.      Keping plindung dan pengikat kepala yang dapat distel
e.       Lensa

Salah satu contoh kacamata misalnya dipakai oleh salah seorang yang sedang mengasah pada mesin gerinda. Selain pada mesin itu sendiri ada kaca pengaman, demi lebih terjamin keamanannya dipakai pula kaca mata debu.

Kaca mata las dapat dibedakan terutama pada kacanya, antara kaca mata untuk pekerjaan las asetelin dan kaca mata untuk pekerjaan las listrik. Kaca mata untuk pekerjaan las listrik lebih gelap daripada kaca untuk pengerjaan las asetelin. Bentuk kaca mata las asetelin sama dengan bentuk kaca mata debu, hanya dibedakan pada kegelapan kacanya.


Helm tersebut yang biasa dipakai untuk pengerjaan las listrik. Disamping itu helem ini juga dapat dipakai untuk perlindungan mata dari semburan debu ketika membersihkan bagianbagian mesin oleh udara kompresor, dapat juga sebagai perlindungan mata dari percikan api ketika menyolder.

      2.      Alat Pelindung Kepala

Peci adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang terputar, misalnya mesin bor atau waktu sedang mengelas. Ini adalah untuk menjaga terpuntirnya rambut oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api. Terutama pada waktu mengelas di atas kepala (over head) tutup kepala atau peci sangatlah penting.



      3.      Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga ialah alat yang melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising, juga penahan bising dari letupan-letupan.


      4.      Alat Pelindung Hidung

                       

      5.      Alat Pelindung Tangan

Alat pelindung tangan terbuaty dari macam-macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya. Yang sering kita jumpai adalah :

a.       Sarung tangan kain

       

Digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset pada permukaan, hendaklah dibiasakan bila memegang suatu benda yang berminyak dari bagianbagian mesin atau bahan baja. Tindakan keamanan pada tangan dari akibat minyak dan lemak, dan sebagai tindakan suatu keselamatan kerja untuk pegangan pada permukaan yang licin

b.      Sarung tangan asbes

          

Sarung tangan asbes digunakan terutama untuk melindungi tangan terhadap bahaya pembakaran api. Sarung tangan asbes ini hendaklah digunakan pada setiap pemegangan bahan yang panas, seperti dalam pengelasan dengan las listrik dan pekerjaan menempa

c.       Sarung tangan kulit

        

Sarung tangan kulit digunakan untuk memberi perlindungan dari ketajaman sudut pada perlengkapan yang berbobot, bila perlengkapan itu dipegang atau diangkat
d.      Sarung tangan karet

        

Terutama digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam seperti pernikel, perkhroom dan sebagainya. Ini adalah untuk menjaga tangan dari bahaya pembakaran asam atau untuk melindungi dari kepedasan cairan pada bak atau panci di mana pekerjaan itu berlangsung. Sarung tangan karet digunakan pula untuk melindungi kerusakan kulit tangan karena hembusan udara pada waktu membersihkan bagianbagian mesin dengan hembusan udara yang ditekan oleh kompresor.

      6.      Alat Pelindung Kaki

              

Untuk menghindarkan kerusakan kaki dari tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia, maka sebagai alat pelindung digunakan sepatu. Sepatu ini harus terbuat dari bahan yang disesuaikan dengan kebutuhan tempat kita bekerja. janganlah sekali-kali dilengkapi dengan paku, karena mudah terpeleset.

Sudah menjadi kebiasaan memakai sepatu pengaman pada waktu bekerja di bengkel logam. Jenislain dari sepatu pengaman yaitu memperlihatkan sepatu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa, hanya pada bagian ujungnya dilapisi dengan baja. Khusus untuk menginjak permukaan yang licin seperti permukaan atap seng digunakan sepatu yang beralas karet supaya tidak terpeleset. Injakan pada atap itu memungkinkan pekerja terpeleset dan jatuh. Sepatu ini digunakan pula bila sedang memperbaiki sayap kapal terbang

      7.      Alat Pelindung Badan

                       

Ketentuan memakai sebuah apron pelindung harus dibiasakan diluar baju kerja. Apron kulit dipakai untuk perlindungan dari rambatan panas nyala api.

Dengan menggunakan pakaian pelindung yang dibuat dari kulit, maka pakaian biasa akan terhindar dari percikan dari api terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju yang panjang akan melindungi tangan dari sinar api.

      8.      Pelindung Hidung dan Mulut

                      

Di tempat-tempat tertentu di bagian bengkel udara sering dikotori, terutama akibat kimiawi, akibat gas yang terjadi, akibat semprotan cairan, akibat debu dan partikel lainnya yang lebih kecil.Misalnya saja pengotoran pada pernafasan akibat debu kasar dari gerinda, kabut cairan cat ketika mengecat, akibat asap yang terjadi ketika pemakanan mata pahat pada bahan yang sedang dikerjakan dan asap ketika sedang mengelas. Tetapi tidak dapat disangkal, bahwa terbakarnya sesuatu di ruang bengkel segera dapat ketahuan diantaranya akibat baunya tercium. Pemakaian alat pelindung pernafasan ditentukan oleh jenis bahaya pengotoran udara. Penahan debu memberi perlindungan pernafasan dari debu, debu metalik yang kasar atau partikel lainnya yang tercampur dalam udara. Yakinlah bahwa pemakaian pelindung ini sudah rapat betul, sehingga udara yang dihirup harus melalui saringan

Pemakaian saringan catridge bila jalannya pernafasan mendapat pengotoran dari embun cairan beracun yang berukuran kira-kira 0,5 mikron. Saringan Catridge diberi tanda oleh pabrik yang membuat guna menerangkan kegunaannya. Bila terasa pernafasan sangat sesak, segera saringan diganti. Yakinlah bahwa melekatnya alat itu pada bagian kulit muka benar-benar melekat dengan baik. Supaya tidak meragukan cobalah dengan jalan melekatkan lembaran kertas atau ditutup telapak tangan pada lubang udara, kemudian dihirup. Jika penghirupan terasa sesak, berarti tidak ada bocoran, ini menunjukkan perlengkapan pada bagian kulit muka baik. Bersihkan alat ini sehingga siap digunakan lagi pada kesempatan lain.

Kedok berkantong udara mempunyai faktor penyaringan yang lebih baik dari pada cara saringan Catridge. Ketentuan-ketentuan dan ukuran-ukuran untuk keselamatan pemakaian dicantumkan dalam keterangan alat ini. Pernafasan dihubungkan kepada kantong udara bersih melalui slang. Yakinlah bahwa bagian perlekatan alat ini pada bagian kulit muka dengan baik. Sebagai percobaan lepaskan slang dari kantong udara, kemudian lakukan seperti pada percobaan saringan Catridge. Kedok dengan slang panjang ini lebih tepat untuk pemakaian secara terus-menerus, karena udara bersih dapat disalurkan dari tempat yang lain dan agak jauh melalui slang. Slang tidak boleh lebih panjang dari 10 meter. Yakinlah bahwa selama pemakaian tidak ada kebocoran, slang tidak melilit dan tidak bocor.



       9.      Pakaian dan cara berpakaian

                   

Pada umumnya pakaian yang patut dipakai ketika bekerja adalah baju kerja yang dalam keadaan rapih dan baik. Bagian pakaian yang sobek dapat mengakibatkan tersangkutnya pada bagian-bagian mesin yang berputar. Hendaklah selalu menghindarkan diri dari sangkutan pada bagian-bagian mesin yang berputar. Lipatan lengan baju di atas siku dengan serapih-rapihnya adalah suatu cara menghindarkan tersangkutnya lengan baju itu pada bagian mesin yang berputar, atau lebih baik lengan baju itu dibuat pendek di atas siku.

Untuk suatu lengan baju khusus, misalnya baju kerja untuk membubut, memfrais, dan kerja mesin lainnya. Baju kerja berlengan panjang juga sangat penting untuk perlindungan kulit tangan dari sinar api waktu mengelas, menempa dan perlindungan terhadap luka-luka kecil pada waktu kerja pelat. Pemakaian cincin hiasan jari dan pemakaian arloji pada pekerjaan tertentu dapat mengakibatkan kecelakaan. Tutup kaki atau sepatu harus dibiasakan dipakai.

      10.  Perlindungan Pada Mesin

              

Letak bahaya yang utama bila menggunakan mesin-mesin ialah pada:
a)         Bagian roda gigi
b)         Roda sabuk
c)         Bagian-bagian yang berputar

Hindarkan anggota badan, karena secara tidak sadar kemungkinan tersenuh kepada bagian mesin yang bergerak. Sentuhan ini sering menimbulkan kecelakaan. Roda-roda gigi selamanya harus diusahakan tertutup. Ini untuk menjaga tangan-tangan usil yang menyebabkan terjadi kecelakaan terhadap manusia atau kerusakan pada mesin. Gambar 4.29 memperlihatkan roda gigi yang terbuka dan tertutup. Roda sabuk, seperti halnya roda gigi, supaya diusahakan tidak terbuka. Jadi, jangan biarkan roda sabuk berputar tanpa pagar pelindung. Gerak putarnya saja bila tersentuh akan menimbulkan bahaya. Ini akan mengakibatkan kecelakaan.
·       Baju yang berkeleweran akan mudah terpuntir oleh bagian yang berputar
·      Bila roda sabuk putus akan mengakibatkan pukulan terhadap pekerja yang kebetulan dekat sabuk itu. Begitu pula pada waktu membetulkan sabuk roda perantara yang terlepas, pakailah penjolok agar jangan sampai terjepit.

      11.  Kaca Pengaman

              

Kaca pengaman yang dipasang pada mesin gerinda, konstruksinya berdiri sendiri terhadap mesin itu. Bila kaca itu rusak dapat diganti dengan yang baru, melalui pemasangan dan penyetelan yang sangat mudah. Debu dan kotoran lainnya yang hinggap pada kaca akan mengakibatkan kaca itu menjadi suram hingga menghalangi penglihatan pada yang sedang mengasah. Alangkah baiknya bila sebelum melakukan pengasahan, kaca itu harus dibersihkan terlebih dahulu.

Seseorang akan bekerja lebih tenang dan aman melakukan pengasahan atau pengerjaan dengan mesin gerinda, bila orang itu memakai kaca mata pengaman (safety gogles). Bila penerangan tidak memungkinkan penglihatan dengan jelas, maka lampu sorot dapat dipasang dan dinyalakan. Kaca pengaman yang dipasang pada mesin gerinda mencegah loncatan bubuk logam yang diasah terhadap mata.

Kaca pelindung pada waktu pemakaian mesin bor adalah untuk mencegah pelemparan bram atau tatal bor. Diutamakan perlindungan terhadap mata. Karena ini tidak jarang orang yang lagi mengebor memakai pula kaca mata biasa atau kaca mata debu. Bila kaca pelindung buram, ini menandakan bahwa kaca itu kotor, karenanya sebelum digunakan terlebih dahulu harus dibersihkan supaya penglihatan melalui kaca itu menjadi terang. Dan orang yang mengerjakan hal ini adalah orang yang tahu keselamatan kerja. Pada gambar berikutnya diperlihatkan kaca pelindung yang melingkari putaran mata bor. Kaca ini lebih memungkinkan keamanannya. Kaca pelindung pada pemakanan pahat terhadap bahan sewaktu membubut.

Selasa, 03 Desember 2013

Elemen-Elemen Mesin

        Elemen mesin adalah komponen/ bagian yang digunakan pada suatu konstruksi untuk memindahkan energi. Ada pun beberapa jenis elemen mesin yang akan dipaparkan dalam makalah ini antara lain, mur, baut, sekrup, pena, pasak, poros (shaft), kopling, sabuk-puli (belt pullley), rantai-sproket (chain-sprocket), dan roda gigi.
      1.      Mur dan Baut
a.       Definisi
Mur adalah pelat logam dari bermacam bentuk, biasanya segi enam atau segi empat, mempunyai lubang berulir sekrup untuk menguatkan baut. Baut adalah besi batangan yang berulir (untuk menyambung atau mengikat dua benda).
b.      Fungsi
Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dan mur  digunakan untuk mengencangkan part-part di berbagai area di  kendaraan ataupun suatu alat.
c.       Prinsip Kerja
Cara kerja baut seperti pesawat sederhana untuk mengubah torsi menjadi gaya linear. Sebagian besar baut dipererat dengan memutarnya searah jarum jam, yang disebut ulir kanan. Baut dengan ulir kiri digunakan pada kasus tertentu, misalnya pada saat baut akan menjadi pelaku torsi berlawanan arah jarum jam. Pedal kiri dari sepeda memiliki ulir kiri.
Mur digunakan untuk mempererat baut pasangan ulir luar yang umumnya sudah dinormalisasikan. Kadang kala mur sering dibuat langsung dari kedua bagian pelat yang disambung. Gerak mur terhadap baut dianggap sebagai gerak putar dan gerak lurus, tetapi untuk pemeriksaan konstruksi hanya dihitung berdasarkan tekanan pada permukaan profil ulirnya, sehingga diperoleh tinggi mur yang memadai atau sesuai.
d.      Aplikasi
Mur dan Baut dapat kita jumpai pada kehidupan sehari hari kita . Baut dan mur adalah suatu rangkaian yang saling berhubungan . Biasanya baut dan mur digunakan pada  area area kendaraan , Biasanya pada jembatan Gantung Besi,pemasangan Lemari, Biasa juga pada meja ,dan aat permesinan ,dll.
     2.      Pasak
a.       Definisi
Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel), berfungsi sebagai pengunci yang disisipkan diantara poros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau roda gigi agar keduanya tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan momen putar/torsi. Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros.
b.      Prinsip Kerja
Pengunci yang disisipkan di antara poros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau roda gigi agar keduanya tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan momen putar/torsi. Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros.
c.       Aplikasi
Penggunaan Pasak yaitu sebagai pengaman posisi, pengaturan kekuatan putar atau kekuatan luncur dari naf terhadap poros, perletakan kuat dari gandar, untuk sambungan flexible atau bantalan, penghenti pegas, pembatas gaya, pengaman sekrup dan lain-lain.
      3.      Pena
a.       Definisi
Pena adalah elemen Mesin penghubung yang sifatnya semi permanen. Pena juga merupakan bagian dari kontruksi mesin yang paling tua dan yang paling sederhana.
b.      Fungsi
Pena berfungsi untuk menghubungkan sesuatu akan tetapi sifatnya tida permanen dalam artian masih bias dibuka.
      4.      Poros
a.       Definisi
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley,1983).
b.      Fungsi
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung yang berputar , yaitu poros roda keran berputar gerobak.
c.       Prinsip Kerja
Poros merupakan sebatang logam yang berpenampang lingkaran yang berfungsi memindahkan putaran atau mendukung sesuatu beban dengan atau tanpa meneruskan daya. Poros ditahan oleh dua atau lebih bantalan poros atau pemegang poros. Bagian-bagian berputar yang didukung poros seperti roda daya (fly whweel), roda gigi, roda ban roda gesek dan lain-lain.
d.      Aplikasi
Poros dapat digunakan pada mesin penghancur plastik, pada roda kereta api, As Garden, dan lain-lain.
      5.      Kopling
a.       Definisi
Kopling adalah komponen motor yang menghubungkan poros engkol dengan poros roda gigi transmisi. Kalau di luar negeri komponen ini bernama clutch.
b.      Fungsi
Terdapat beberapa fungsi dari kopling, antara lain sebagai berikut:
1)   Meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling).
2)   Melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi.
3)   Meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara berangsur-angsur secara merata tanpa hentakan.
4)   Menghubungkan dan memutuskan putaran motor ke transmisi.
c.       Prinsip Kerja
Secara lengkap dan umum cara kerja kopling dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)   Handel kapling ditekan.
2)   Tangkai pelepas kopling (clutch release lever) tertarik oleh kabel kopling.
3)   Nok pelepas (release cam) pada poros tangkai pelepas kopling mendorong batang pengangkat (lifter rod).
4)   Batang pengangkat menekan pengangkat (lifter pin) dan pelat pengangkat (lifter plate).
5)   Pelat pengangkat menekan pegas-pegas kopling dan mendorong piringan penekan (pressure plate) sehingga menjauhi susunan pelat-pelat gesek kopling.
6)   Terjadilah jarak renggang kecil diantara pelat-pelat gesek dan pelat-pelat baja sehingga perputaran rumah kopling tidak diterusan lagi ke pusat kopling. Dengan melepaskan handel kopling secara perlahan-lahan maka gaya tekan pegas sedikit demi sedikit diteruskan kembali pada susunan pelat-pelat gesek kopling, yang pada akhimya pelat-pelat baja beserta pusat kopling mulai mengikuti perputaran rumah kopling secara merata.
      6.      Sabuk-Puli
a.       Definisi
Puli adalah sebuah mekanisme yang terdiri dari roda pada sebuah poros atau batang yang memiliki alur diantara dua pinggiran di sekelilingnya. Sebuah tali, kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada alur puli untuk memindahkan daya. Puli digunakan untuk mengubah arah gaya yang digunakan, meneruskan gerak rotasi, atau memindahkan beban yang berat.
b.      Fungsi
Sistem puli dengan sabuk terdiri dua atau lebih puli yang dihubungkan dengan menggunakan sabuk. Sistem ini memungkinkan untuk memindahkan daya, torsi, dan kecepatan, serta dapat memindahkan beban yang berat dengan variasi diameter yang berbeda.
Sabuk penggerak berfungsi memindahkan gaya atau memindahkan putaran dari puli satu ke puli yang lain. Sabuk penggerak banyak digunakan untuk industri, otomotif, pertanian, dan lain-lain. Sabuk penggerak untuk mesin-mesin industri dan mesin pertanian selalu dibuat dengan standar potong silang.
c.       Prinsip Kerja
Selain menggunakan sabuk puli juga dapat dihubungkan dengan menggunakan tali atau kabel. Sistem ini terdiri dari satu buah tali atau kabel yang memindahkan gaya linier pada suatu beban melalui sebuah puli atau lebih yang bertujuan untuk menarik beban (melawan gravitasi). Sistem ini sering digolongkan pada mesin sederhana. Puli digunakan untuk mengubah arah gaya yang digunakan, meneruskan gerak rotasi.
Puli - Sabuk pada prinsipnya mempunyai prinsip yang sama dengan sprocket rantai. Pemakaian puli-sabuk ini dengan pertimbangan bahwa bila terjadi mekanisme kerja yang tidak diharapkan pada mesin, maka tidak akan mengakibatkan kerusakan pada elemen yang lain mengingat sifat-sifat pilu-sabuk yang dapat slip.
d.      Aplikasi
Digunakan pada konstruksi tertentu pada mesin penghancur dan digunakan untuk mentransmisikan daya dari motor listrik ke poros pisau. Sabuk biasanya digunakan untuk mesin-mesin penggilingan padi, mesin press, mesin tempa dan lain-lain. Sabuk digunakan secara luas dalam industri mesin jahit, komputer, mesin fotokopi dan sebagainya.
      7.      Rantai-Sproket
a.       Definisi
Rantai-sproket adalah roda bergerigi yang yang berpasangan dengan rantai, tarack atau benda panjang yang bergerigi lainnya. Sprocket berbeda dengan roda gigi, sproket tidak pernah bersinggungan dengan sprocket lainnya dan tidak pernah cocok. Sproket juga berbeda dengan puli dimana sprocket memiliki gigi sedangkan puli pada umumnya tidak memiliki gigi.
b.      Prinsip Kerja
Prinsip kerja rantai dan sprocket yaitu sprocket dihubungkan dengan rantai untuk memutar poros yang menyangga pada roda belakang. Yang bekerja berdasarkan gerakan hidroluik transmisi dari pinion dan manual dari gear belakang.
c.       Aplikasi
Sproket banyak digunakan pada sepeda, sepeda motor, mobil, kendaraan roda rantai dan mesin lainnya digunakan untuk mentransmisikan gaya putar antara 2 poros.
Sproket juga digunakan pada kendaraan roda rantai. ada kendaraan jenis ini, jumlah sproket yang terlibat banyak, namun sproket yang menggerakkan hanya satu, dua atau tiga. Sproket yang menggerakkan jika hanya satu biasanya berada di depan atau dibelakang kendaraan. Sementara dengan dua sproket penggerak, posisi sproket ada didepan dan belakang. Sproket penggerak ketiga biasanya bisa dimana saja dan biasanya posisinya lebih tinggi dari sproket penggerak yang lain.
      8.      Roda Gigi
a.       Definisi
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah satu kasusnya adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan gaya rotasi
b.      Fungsi
Roda gigi berfungsi mentransmisikan daya dan putaran yang tepat dari sumber penggerak ke poros penggerak berikutnya.
c.       Aplikasi
Roda gigi digunakan pada jam mekanis. Perputaran jarum jam, menit dan detik terjadi karena kombinasi dari pasangan roda giginya, pada mainan anak-anak, kerek dan lain-lain.